OM AWIGHNAM ASTU NAMAH SIDHAM

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN DALAM PENULISAN, DAN JANGAN LUPA HUBUNGI ADMIN BILA ADA PERTANYAAN, TERIMAKASIH

Wednesday, 16 July 2025

Pendekatan Pembelajaran Mendalam dalam Pendidikan Agama Hindu

Om Swastyastu, 



Salam Rahayu Sobat Bagus kali ini Admin share Prangkat Ajar Pendidikan Agama Hindu dengan pendektan Pembelajaran Mendalam ( Deep Learning ) namun sebelum lanjut, terlebih dahulu kita harus memahami apa itu pembelajaran mendalam. Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada murid menjadi prioritas utama. Salah satu pendekatan yang ditekankan adalah Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), yaitu proses belajar yang tidak hanya berfokus pada pencapaian nilai akademis, tetapi juga pada pemahaman yang bermakna dan berkelanjutan.

Apa Itu Pembelajaran Mendalam?

Pembelajaran Mendalam adalah strategi pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk menyelami makna, menggali konsep, menganalisis hubungan antar ide, serta mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata. Pendekatan ini berlawanan dengan pembelajaran permukaan yang hanya berorientasi pada hafalan dan hasil ujian semata.

Tujuan Pembelajaran Mendalam

- Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif.

- Meningkatkan motivasi intrinsik dan rasa ingin tahu.

- Membentuk pembelajar sepanjang hayat (lifelong learners).

- Membantu siswa menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-Ciri Pembelajaran Mendalam

1. Berpusat pada siswa: Siswa menjadi subjek aktif dalam proses belajar.

2. Dimulai dari pertanyaan bermakna: Guru memantik rasa ingin tahu melalui masalah atau pertanyaan kehidupan nyata.

3. Menekankan pemahaman konsep: Siswa tidak hanya tahu ‘apa’, tetapi juga memahami ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’.

4. Kontekstual: Materi pelajaran dikaitkan langsung dengan kehidupan siswa.

5. Kolaboratif dan komunikatif: Pembelajaran dilakukan melalui diskusi, kerja kelompok, dan refleksi.

Contoh Praktik di Kelas Pendidikan Agama Hindu

- Mengajak siswa menganalisis nilai-nilai dharma dalam cerita epos Ramayana.

- Membuat proyek sederhana tentang pelestarian pura di lingkungan sekitar.

- Diskusi kelompok tentang makna Tri Kaya Parisudha dan bagaimana penerapannya di rumah dan sekolah.


Pembelajaran mendalam pada mata pelajaran Agama Hindu dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:


1. Mengintegrasikan nilai-nilai Agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, seperti diskusi, permainan, dan proyek.

3. Mengajak siswa untuk memahami dan menghayati ajaran Agama Hindu melalui cerita, mitos, dan legenda.

4. Mengadakan kegiatan keagamaan, seperti upacara persembahyangan dan gotong royong.

5. Mengundang narasumber yang ahli dalam bidang Agama Hindu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Dengan demikian, siswa dapat memahami dan menghayati ajaran Agama Hindu dengan lebih baik, serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Perbandingan: Pembelajaran Permukaan vs Mendalam

Pembelajaran Permukaan  | Pembelajaran Mendalam

------------------------|------------------------

Fokus pada hafalan       | Fokus pada pemahaman konsep

Tujuan jangka pendek     | Tujuan jangka panjang

Pasif (mendengarkan)     | Aktif (menjelajah dan berdiskusi)

Tidak dikaitkan konteks nyata | Dihubungkan dengan pengalaman hidup

Penutup

Pembelajaran Mendalam memberikan ruang bagi siswa untuk belajar secara utuh—melibatkan pikiran, hati, dan tindakan. Sebagai pendidik, mari kita terus berinovasi agar proses belajar tidak hanya sekedar memenuhi tuntutan kurikulum, tetapi juga membentuk karakter dan kebijaksanaan hidup. Dengan pendekatan ini, pendidikan agama Hindu menjadi lebih hidup dan bermakna bagi generasi muda.


DOWNLOAD DI BAWAH INI

KALENDER PENDIDIKAN BALI 2025/2026

Semester 1

Semester 2

ANALISIS HARI EFEKTIF

        Klik disini

PROGRAM TAHUNAN

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

PROGRAM SEMESTER

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6


MODUL AJAR PAH BP KUMER PEMBELAJARAN MENDALAM

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6

Kelas 7

Kelas  8

Kelas 9

KKTP

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Kelas 4

Kelas 5

Kelas 6


Jika Ada pertanyaan, bisa di Chat/ Wa di no ini 087846715248     

       Berkomentar yang sewajarnya dan pantas yang bersifat membangun ,karna admin baru belajar, jika Bloger ini tidak sesuai dengan maksud dan tujuannya...silahkan diabaikan saja... dan Terimakasih sudah berkunjung di Blog ini, Rahayu.



Makna dan Peran Catur Guru dalam Kehidupan Umat Hindu

Om Swastyastu,

         Dalam ajaran agama Hindu, guru memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter, pengetahuan, dan spiritualitas seseorang. Tidak hanya terbatas pada sosok pendidik di sekolah, Hindu mengenal konsep Catur Guru, yaitu empat jenis guru yang harus dihormati dan dijadikan sumber tuntunan hidup. Konsep ini menekankan bahwa proses belajar dan berbakti tidak terbatas di satu tempat saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan.



Pengertian Catur Guru

Catur Guru berasal dari dua kata:
- Catur artinya empat
- Guru artinya pengajar atau pembimbing

Secara lengkap, Catur Guru adalah empat pihak yang berperan sebagai guru atau pembimbing dalam kehidupan manusia Hindu. Keempatnya adalah:
1. Guru Swadyaya – Hyang Widhi Wasa (Tuhan)
2. Guru Rupaka – Orang tua
3. Guru Pengajian – Para pendidik atau guru di sekolah
4. Guru Wisesa – Pemerintah atau pemimpin yang sah

1. Guru Swadyaya (Tuhan Yang Maha Esa)

Makna:
Guru yang paling utama adalah Hyang Widhi Wasa sebagai sumber segala ilmu pengetahuan dan kehidupan. Beliau adalah pemberi kehidupan, kebahagiaan, dan penuntun jalan Dharma.

Peran:
- Sebagai pemberi hidup
- Sebagai sumber kebenaran, ilmu pengetahuan, dan jalan kebajikan
- Menjadi pusat pemujaan dan bakti umat

Sloka Pendukung Keesaan Tuhan:
"Eko Narayanad na dvitiyosti kascit" (Rg. Veda I.164.46)
"Hanya ada satu Tuhan (Narayana), tiada yang kedua."

2. Guru Rupaka (Orang Tua)

Makna:
Orang tua disebut Guru Rupaka karena mereka adalah perwujudan nyata dari Hyang Widhi yang memberi kehidupan dan membimbing anak sejak kecil.

Peran:
- Memberikan kasih sayang, perlindungan, dan pendidikan awal
- Menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual di rumah
- Menjadi teladan dalam berperilaku

Sloka Pendukung:
"Matru Devo Bhava, Pitru Devo Bhava" (Taittiriya Upanishad I.11.2)
     Artinya : Jadikanlah ibumu sebagai dewa, jadikanlah ayahmu sebagai dewa."

3. Guru Pengajian (Guru Sekolah / Pendidik)

Makna:
Guru pengajian adalah mereka yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan kebajikan, baik secara formal di sekolah maupun dalam lingkungan pendidikan lainnya.

Peran:
- Mengajarkan ilmu pengetahuan, agama, dan keterampilan
- Membimbing murid agar menjadi pribadi berkarakter dan bermoral
- Membuka jalan menuju masa depan yang cerah

Sloka Pendukung:
"Ajaran guru bagaikan cahaya yang menuntun dari kegelapan menuju terang." (Adaptasi dari Mundaka Upanishad 1.2.12)
 Artinya : Guru ibarat obor yang menerangi jalan kegelapan menuju terang pengetahuan."

4. Guru Wisesa (Pemerintah / Pemimpin Negara)

Makna:
Guru Wisesa adalah pemimpin yang sah, yang menjaga ketertiban dan menegakkan hukum demi kebaikan bersama.

Peran:
- Menjaga keadilan, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat
- Memberi contoh dalam menjunjung nilai-nilai Dharma
- Menegakkan hukum dan ketertiban demi kedamaian

Sloka Pendukung:
    "Dharmo rakshati rakshitah" (Manusmriti VIII.15)
    Artinya : Dharma akan melindungi siapa pun yang melindunginya.”

Makna Umum Menghormati Catur Guru

Menghormati Catur Guru berarti:
- Menunjukkan rasa bhakti (pengabdian) kepada Tuhan
- Menjalankan tri rna, yakni tiga utang suci manusia kepada Tuhan, leluhur, dan guru
- Menumbuhkan sikap tata krama, beretika, dan beradab dalam kehidupan

Implementasi Catur Guru dalam Kehidupan Sehari-hari

Jenis Guru

Contoh Implementasi

Guru Swadyaya

Bersembahyang setiap hari, membaca kitab suci, berpuasa

Guru Rupaka

Taat kepada orang tua, berbicara sopan, merawat mereka di usia lanjut

Guru Pengajian

Menghargai guru, mengikuti pelajaran dengan baik, tidak melawan

Guru Wisesa

Mematuhi hukum, ikut menjaga keamanan lingkungan, tidak merusak fasilitas umum

Catur Guru dalam Pendidikan Karakter

Dalam konteks pendidikan Hindu Bali, penghormatan kepada Catur Guru menjadi fondasi dalam membentuk karakter siswa. Melalui konsep ini, siswa diajarkan untuk:

    - Bersikap tulus dan hormat kepada semua pihak yang berjasa

    - Menjadi rendah hati dan tidak sombong dalam menuntut ilmu

    - Meningkatkan disiplin, tanggung jawab, dan sopan santun

    - Memiliki kesadaran spiritual dalam belajar dan hidup


    Jadi Konsep Catur Guru mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan, kebajikan, dan kebahagiaan tidak hanya didapat dari satu sumber, tetapi melalui peran yang saling melengkapi. Dengan menghormati Catur Guru, umat Hindu membangun pribadi yang berbhakti, berbudi pekerti luhur, dan memiliki jiwa nasionalis.

    Mengamalkan ajaran ini akan membawa pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan sosialnya. Dalam era modern ini, ajaran Catur Guru tetap relevan sebagai fondasi dalam membangun generasi yang tangguh, bermoral, dan berintegritas.

Pendidikan Karakter dalam Kitab Sarasamuscaya

 Om Awighnam Astu Namo Siddham 🙏



    Kitab Sarasamuscaya adalah salah satu kitab suci Hindu yang berisi ajaran moral dan etika kehidupan. Kitab ini sangat penting sebagai pedoman pendidikan karakter, terutama bagi umat Hindu di Bali. Di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur yang masih sangat relevan dengan zaman modern saat ini.



    Pendidikan karakter bukan hanya soal sopan santun, tapi juga pembentukan kepribadian mulia yang selaras dengan dharma. Dalam Sarasamuscaya, pendidikan karakter digambarkan melalui sloka-sloka yang kaya makna dan filosofi. dibawah ini beberapa Sloka Sarasamuscaya tentang Pendidikan Karakter


Sloka 2 Sarasamuscaya:

    Ika tang limwaning janma, wenang matutur, wenang mahurip, wenang mate. 

Artinya:  

    Orang yang disebut manusia sejati adalah yang mampu berbicara baik, hidup benar, dan tahu kapan         harus menahan diri.


Makna Pendidikan Karakter:

    Manusia bukan hanya dinilai dari bentuk lahirnya, tetapi dari perilaku dan tutur katanya. Pendidikan karakter mengajarkan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang beretika, berani berkata benar,        dan tahu batas diri.


Sloka 5 Sarasamuscaya:

    Yat phalam karmaṇām atra, loka eṣa samaśnute, tat phalam nātra karmaṇām, amutra ca    samaśnute.

Artinya: 

    Apa yang dilakukan seseorang di dunia ini, itulah yang akan menjadi hasil yang dinikmatinya di            dunia ini maupun di dunia selanjutnya.

Makna Pendidikan Karakter:

    Setiap perbuatan akan membuahkan hasil. Anak-anak perlu dididik untuk selalu berpikir dan bertindak baik, karena segala sesuatu akan kembali pada diri sendiri. Nilai ini membentuk karakter yang jujur, tanggung jawab, dan disiplin.


Sloka 74 Sarasamuscaya:

      Wwang tan wruh ring subha-asubha, pariksa ring subhasubha, ika tan wwang.

Artinya:

     Orang yang tidak bisa membedakan antara yang baik dan tidak baik, bukanlah manusia sejati.


Makna Pendidikan Karakter:

    Anak yang baik bukan hanya cerdas, tapi juga mampu membedakan yang benar dan salah. Pendidikan karakter penting untuk melatih kebijaksanaan, bukan hanya kecerdasan intelektual.


Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Sarasamuscaya

    Beberapa nilai karakter utama yang dapat diambil dari kitab Sarasamuscaya, antara lain:


    1. Satya (Kesetiaan dan Kejujuran) 

    2. Daya (Welas Asih)

    3. Santi (Kedamaian)

    4. Tapa (Disiplin Diri)

    5. Ksama (Toleransi & Sabar)

    6. Maitri (Persaudaraan Universal)


    Semua nilai tersebut dapat dijadikan dasar dalam pendidikan di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat.


Relevansi dengan Pendidikan di Sekolah

Guru Hindu di sekolah dapat menggunakan ajaran Sarasamuscaya untuk :

    - Menanamkan nilai-nilai budi pekerti

    - Membimbing siswa agar berpikir dan bertindak berdasarkan dharma

    - Memberi teladan sebagai guru yang bijaksana dan penuh welas asih


    Jadi Kitab Sarasamuscaya bukan hanya warisan sastra Hindu, tetapi juga sumber ajaran pendidikan karakter yang agung. Dalam menghadapi tantangan zaman modern, ajaran dalam kitab ini dapat menjadi dasar membentuk generasi muda yang cerdas, bermoral, dan berbudi pekerti luhur.


Om Dharmaning Shanti, Dharmaning Jagadhita. 

Dengan Dharma terciptalah kedamaian dan kesejahteraan dunia

Wednesday, 31 July 2024

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu

Selamat datang di blog kami, sumber terpercaya Anda untuk perangkat pembelajaran terkini! Kami dengan bangga mempersembahkan perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu di tingkat Sekolah Dasar.

Mengapa Kurikulum Merdeka? Kurikulum ini dirancang untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi para pendidik dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan yang berpusat pada siswa, Kurikulum Merdeka memastikan setiap anak dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing.





Perangkat pembelajaran kami disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran terbaru yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di abad ke-21. Kami mengintegrasikan berbagai metode pembelajaran seperti Problem Based Learning (PBL), Contextual Teaching and Learning (CTL), Teaching at the Right Level (TaRL), dan TPACK untuk memastikan proses belajar menjadi lebih menyenangkan, efektif, dan relevan.

Apa yang membuat perangkat pembelajaran ini istimewa? Berikut adalah beberapa keunggulannya:

  1. Pendekatan Kontekstual: Kami menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, membuat pembelajaran lebih bermakna dan aplikatif.

  2. Pembelajaran Berbasis Masalah: Dengan Problem Based Learning (PBL), siswa diajak untuk memecahkan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan mereka, mendorong keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

  3. Pengajaran yang Disesuaikan: Teaching at the Right Level (TaRL) memastikan setiap siswa mendapatkan perhatian dan dukungan sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga tidak ada anak yang tertinggal.

  4. Integrasi Teknologi: Dengan TPACK, kami menggabungkan konten, pedagogi, dan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan bervariasi.

Kami yakin, perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka ini akan membantu guru dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Hindu dengan cara yang lebih menarik dan efektif. Dengan beragam metode dan pendekatan yang digunakan, siswa tidak hanya belajar tentang nilai-nilai agama, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup yang penting.

Mari bersama-sama menciptakan generasi yang cerdas, berkarakter, dan berbudaya melalui Pendidikan Agama Hindu yang berkualitas. Kunjungi blog kami untuk mendapatkan perangkat pembelajaran lengkap dan informasi lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat menerapkan Kurikulum Merdeka di kelas Anda.

Berikut ini admin lampikan perangkat ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka

Download di bawah ini !

CP Pendidikan Agama Hindu revisi terbaru

CP masing -masing Fase

Fase A

Fase B

Fase C

Download juga dibawah ini !

Buku PAH I

Buku PAH II

Buku PAH III                                                                                                  hubungi admin !




Modul Ajar download dibawah ini !

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 1

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 2

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 3

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 4

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 5

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 6

Lainnya dapat didownload dibawah ini

Alur Tujuan Pembelajaran Fase A

Alur Tujuan Pembelajaran Fase B

Alur Tujuan Pembelajaran Fase  C

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 1

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 2

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 3

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 4

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 5

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 6

         Perangkat diatas hanya  contoh yang lengkap ada di admin, silahkan hubungi admin dibawah ini, jika ada pertanyaan seputar perangkat pembelajaran silahkan hubungi admin di bawah ini...








Wednesday, 2 August 2023

Modul Ajar Bahasa Bali Kurikulum Merdeka

           Budayakan Membaca Secara Lengkap !!!




           Pelajaran Bahasa Bali diajarkan di sekolah dasar sebagai bagian dari kurikulum lokal. Bahasa Bali adalah bahasa daerah yang penting bagi budaya dan tradisi Bali. Pelajaran Bahasa Bali ini bisa mencakup pembelajaran tentang kosa kata, tata bahasa, budaya, adat istiadat, serta sastra Bali.Namun, penting untuk diingat bahwa kurikulum dan praktik pengajaran dapat berbeda antara sekolah-sekolah di Bali. Beberapa sekolah mungkin lebih fokus pada pemahaman budaya dan adat istiadat Bali, sementara yang lain mungkin lebih menekankan aspek linguistiknya. Ini bisa bervariasi tergantung pada kebijakan sekolah dan panduan dari pemerintah daerah Bali. Disamping itu Bahasa Bali adalah merupakan bahasa Ibu yang harus tetap ajeg dan digunakan oleh kalangan masyarakat dalam berinteraksi, berkomunikasi Khususnya Masyarakat Bali sendiri.

          Salah satu pembentuk moralitas di masyarakat adalah mencintai adat istiadat daerahnya.Saya sebagai salah satu Putra Bali berupaya melestarikan warisan dari nenek moyang Bali, salah satunya adalah menggunakan Bahasa dan Sastra Bahasa Bali dalam kehidupan sehari hari. terutama bagi kami yang berjuang di sekolah dalam memperkenalkan adat dan budaya bali kepada anak didik yang memerlukan perangkat ajar yang sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan oleh Pemerintah. tak jarang kami mengalami kesulitan dalam mencari-cari Contoh dan panduan Pembuatan Perangkat Pembelajaran Bahasa Bali SD kurikulum merdeka , Maka Admin berusaha dan berupaya Share Contoh Perangkat tersebut, yang sekiranya masih jauh dari harapan tetapi kami selalu berupaya yang terbaik daripada harus berdiam diri. 

Berikut Perangkat Ajar Pendidikan Bahasa Bali Sekolah Dasar bisa sobat Guru download dibawah ini :

Modul Ajar Pendidikan Bahasa Bali Kelas 1

Modul Ajar Pendidikan Bahasa Bali Kelas 2

Modul Ajar Pendidikan Bahasa Bali Kelas 3

Modul Ajar Pendidikan Bahasa Bali Kelas 4

Modul Ajar Pendidikan Bahasa Bali Kelas 5

Modul Ajar Pendidikan Bahasa Bali Kelas 6


Lainnya dapat didownload dibawah ini


Alur Tujuan Pembelajaran Fase A

Alur Tujuan Pembelajaran Fase B

Alur Tujuan Pembelajaran Fase  C


Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 1

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 2

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 3

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 4

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 5

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 6


         Perangkat diatas hanya  contoh yang lengkap ada di admin, silahkan hubungi admin dibawah ini


087846715248

Monday, 24 July 2023

Banten Prayascita bentuk dan fungsinya

           Bagi umat Hindu Bali, banten prayascita digunakan bersamaan dengan banten byakala dan durmanggala untuk memulai upacara sebagai pembersihan rohani dan jasmani.



Menurut Mangku Jasri, upacara nyambutin juga disebut nelu bulanin. Ini dilakukan ketika bayi berumur 105 hari, atau tiga bulan wuku. Secara filosofis, upacara ini bertujuan untuk menyambut dan menstanakan atman bayi di dalam raga sariranya.Upacara nyambutin memerlukan beberapa jenis banten, tergantung pada seberapa besar atau kecil upacaranya, seperti banten byakala, prayascita, penyambutan, ayaban, pulogembal, dan lain-lain. Jro Jasri mengatakan bahwa prayascita berasal dari kata "prayas", yang berarti "bahagia" dan "gembira." Citta berarti alam pikiran.


Dilihat dari sisi bentuk, banten prayascita memiliki alas yang terbuat dari kulit sesayut berbentuk bundar dari janur, yang diisi dengan peras dari janur. Daun tabia bun 8 lembar dijahit menjadi satu, berbentuk bundar seperti padma, dengan jejahitan Tri Kono di sekelilingnya. 

Di atasnya, lima iris telur dadar disusun sedemikian rupa sehingga menunjukkan kelima arah mata angin. Nagasari, canang genten, dan canang buratwangi adalah sampiannya, serta buah-buahan, lauk pauk, dan jajanan. Satu banten prayascita biasanya dilengkapi dengan banten penyeneng, sorohan alit (peras, tulung, dan sesayut kecil), canang pengeresikan, padma, lis senjata Panca Dewata yang terbuat dari janur kelapa gading, satu takir beras kuning, satu takir daun dadap yang diulek, dan bungkak kelapa gading yang sudah dikasturi. 

Banten prayascita, banten byakala dan durmenggala biasanya digunakan saat upacara nyambutin untuk mendahului suatu yadnya. Sebelum melakukan upakara, para rohaniwan melakukan penyucian, juga dikenal sebagai "ngelukat." Jro Jasri mengatakan bahwa dengan menggunakan sarana banten byakala, durmanggala, dan prayascita, yang membersihkan membersihkan  leteh pada Badan, Ucapan dan Pikiran Manusia.

Sanggar surya, palinggih-palinggih di merajan, tugu karang, rumah, dapur, sumur, dan semua upakara adalah tempat prosesi penyucian dimulai. Banten disucikan dan masih dibersihkan untuk anggota keluarga, terutama bapak, ibu, dan anak yang akan diupacarai. Menurut puja penganter, banten prayascita memiliki lima mala atau kekotoran diri yang dapat dihilangkan dengan banten lis, yaitu sarwa rogha yang berarti segala penyakit, sarwa wighna yang berarti segala halangan, sarwa satru yang berarti semua musuh, papa klesa yang berarti lima klesa yang mengotori hidup, dan sarwa dusta yang berarti terhindar dari bencana oleh orang jahat.



Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu

                  Kurikulum Merdeka adalah konsep pendekatan inovatif dalam pendidikan yang memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dan guru dalam merancang dan mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks siswa. Elemen-elemen dalam Kurikulum Merdeka mencakup berbagai komponen yang mendukung pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Berikut adalah beberapa elemen dalam Kurikulum Merdeka:



Tujuan Pembelajaran:

Penetapan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik untuk setiap kegiatan atau unit pembelajaran. Tujuan pembelajaran menunjukkan apa yang diharapkan siswa pelajari dan capai setelah mengikuti suatu pembelajaran.

Capaian Pembelajaran:

Capaian pembelajaran mencakup hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan. Capaian pembelajaran mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ingin dicapai oleh siswa.

Modul Ajar:

Modul ajar adalah unit pembelajaran yang mengandung materi, tugas, atau aktivitas pembelajaran yang terkait dengan topik atau unit tertentu. Modul ajar memberikan panduan dan sumber pembelajaran bagi siswa dan guru.

Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran:

Kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran adalah indikator atau standar yang digunakan untuk menilai apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kriteria ini membantu dalam proses evaluasi dan penilaian pencapaian siswa.

Strategi Pembelajaran:

Penetapan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Strategi pembelajaran dapat beragam, seperti pembelajaran aktif, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, dan lain sebagainya.

Sumber Belajar:

Sumber belajar mencakup bahan ajar, buku teks, materi referensi, multimedia, dan sumber daya lain yang digunakan untuk memberikan informasi dan materi pembelajaran kepada siswa.

Kreativitas dan Bakat:

Memperhatikan pengembangan kreativitas dan bakat siswa di luar kurikulum inti. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplorasi minatnya dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Penggunaan Teknologi:

Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai alat untuk meningkatkan pembelajaran. Penggunaan teknologi mendukung akses dan efektivitas pembelajaran.

Inklusivitas:

Menyediakan pendekatan pembelajaran yang inklusif bagi semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus atau beragam latar belakang budaya.

Kolaborasi dengan Komunitas:

Mendorong kolaborasi dengan komunitas lokal dan pihak terkait lainnya untuk mengintegrasikan kearifan lokal dan budaya setempat dalam pembelajaran.

Evaluasi Berbasis Proses:

Evaluasi berbasis proses yang menekankan penilaian secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan siswa dan membantu mereka mencapai potensi maksimal.

                  Selanjutnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang diintegrasikan dalam "Kurikulum Merdeka" dapat dirancang dengan pendekatan inovatif dan berorientasi pada kebebasan belajar siswa. Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan yang memberikan keleluasaan pada sekolah dan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan siswa dan lingkungan mereka. Berikut adalah beberapa poin yang dapat menjadi panduan dalam merancang perangkat pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum Merdeka:

Pendekatan Berbasis Pengalaman:

Perangkat pembelajaran harus menekankan pengalaman langsung siswa dalam memahami nilai-nilai Agama Hindu dan Budi Pekerti. Guru dapat mengatur kunjungan ke tempat-tempat suci Hindu atau melibatkan siswa dalam upacara atau kegiatan keagamaan yang relevan.

Pembelajaran Kolaboratif:

Mendorong siswa untuk belajar secara kolaboratif dan berbagi pandangan mereka tentang nilai-nilai agama Hindu dan budi pekerti.

Mengadakan diskusi kelompok atau proyek kelompok yang memungkinkan siswa berinteraksi dan belajar dari satu sama lain.

Pembelajaran Berbasis Proyek:

Mengintegrasikan proyek-proyek berbasis Agama Hindu dan Budi Pekerti ke dalam perangkat pembelajaran. Misalnya, siswa dapat diminta untuk merancang kampanye sosial yang berfokus pada nilai-nilai moral atau menggali pengetahuan tentang kearifan lokal Hindu dalam masyarakat mereka.

Teknologi dalam Pembelajaran:

Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pembelajaran, seperti presentasi multimedia tentang nilai-nilai Hindu, video dokumenter tentang kegiatan keagamaan, atau forum diskusi online.

Keterlibatan Orang Tua:

Melibatkan orang tua atau wali siswa dalam proses pembelajaran dengan mengadakan pertemuan, diskusi, atau kegiatan bersama yang menguatkan nilai-nilai Hindu dan budi pekerti dalam keluarga dan masyarakat.

Pengembangan Kreativitas:

Mengizinkan siswa untuk mengekspresikan nilai-nilai agama Hindu dan budi pekerti melalui seni, musik, tarian, dan bentuk kreativitas lainnya. Mengadakan kontes atau pameran karya siswa yang berfokus pada tema-tema agama Hindu dan budi pekerti.

Evaluasi Berbasis Keterampilan:

Evaluasi tidak hanya berfokus pada pengetahuan teoritis, tetapi juga pada kemampuan siswa dalam menerapkan nilai-nilai dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan metode evaluasi seperti studi kasus, simulasi, atau proyek berbasis keterampilan.

              Perangkat pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum Merdeka harus memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas, kritis, dan bertanggung jawab. Selain itu, perangkat pembelajaran juga harus menggali kearifan lokal dan konteks budaya siswa, sehingga siswa dapat merasa terhubung dengan nilai-nilai yang diajarkan.

Memanfaatkan beragam sumber belajar, seperti buku teks, artikel, video, dan sumber-sumber daring yang relevan.

Guru dapat menyediakan referensi dari berbagai aliran dalam agama Hindu untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada siswa.

Pengembangan Keterampilan Hidup:

Selain mengajarkan nilai-nilai dan etika, perangkat pembelajaran juga harus mengembangkan keterampilan hidup yang penting bagi siswa.Keterampilan seperti komunikasi efektif, empati, pemecahan masalah, dan kepemimpinan dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti.

Pembelajaran Berbasis Masalah:

Merancang pembelajaran berbasis masalah yang mencerminkan situasi nyata yang relevan dengan nilai-nilai agama Hindu dan budi pekerti. Siswa diajak untuk mengidentifikasi dan mengatasi tantangan moral dan etika dalam konteks sehari-hari mereka.

Pembelajaran Inklusif:

Memastikan perangkat pembelajaran dapat diakses oleh semua siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus atau beragam latar belakang budaya.Menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua siswa dalam proses pembelajaran.

Penguatan Nilai-Nilai Kemanusiaan:

Mendorong siswa untuk memahami dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal, termasuk toleransi, kasih sayang, dan penghormatan terhadap kehidupan. Menghubungkan nilai-nilai ini dengan ajaran agama Hindu dan Budi Pekerti untuk membentuk siswa yang berwawasan luas dan penuh empati.

Pembelajaran Berbasis Lingkungan:

Mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan dalam ajaran agama Hindu. Memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan bumi.

Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan:

Guru perlu secara berkelanjutan memantau dan mengevaluasi efektivitas perangkat pembelajaran untuk memastikan pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk terus memperbaiki dan mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik.

Kolaborasi dan Pertukaran Pengalaman:

Guru-guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dari berbagai sekolah dapat berkolaborasi dan bertukar pengalaman untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih inovatif dan efektif. Pertukaran pengalaman antar guru juga dapat memperkaya pendekatan pembelajaran dan memberikan ide-ide baru.

                   Perangkat pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum Merdeka haruslah dinamis, relevan dengan kebutuhan dan konteks siswa, serta mampu mendorong siswa untuk menjadi individu yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Dengan mengimplementasikan perangkat pembelajaran yang kreatif dan inklusif, kita dapat membentuk generasi muda yang berwawasan luas, berempati, dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang universal.

Berikut ini admin lampikan perangkat ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 1

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 2

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 3

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 4

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 5

Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas 6

Lainnya dapat didownload dibawah ini

Alur Tujuan Pembelajaran Fase A

Alur Tujuan Pembelajaran Fase B

Alur Tujuan Pembelajaran Fase  C

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 1

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 2

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 3

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 4

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 5

Kreteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran 6

         Perangkat diatas hanya  contoh yang lengkap ada di admin, silahkan hubungi admin dibawah ini


087846715248